Islam Sebagai Pandangan dan Pedoman Hidup Manusia
Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat kodrati, karena itu ia menentukan masa depan
seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan,, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan
itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul
sekita atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu lama
dan terus-menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil
pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas
dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman,
arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup yang
berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya.
Islam Sebagai Pandangan dan Pedoman Hidup
Cara manusia memandang dan mensikapi apa yang terdapat
dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam
kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama,
kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Islam mempunyai cara
pandangnya sendiri terhadap segala sesuatu.
Sejak dulu, umat Islam dalam
memahami ajaran Islam tak pernah surut. Segala potensi dan metodologis digunakan untuk memberi
jalan kemudahan mengenal Islam dari berbagai sudut dimensi. Singkatnya, banyak
jalan bagaimana memahami Islam secara utuh dan komprehensif. Islam adalah
denyut nadi yang mensejarah sepanjang peradaban manusia. Sampai kapan pun, Islam tak akan
pernah kering dari perhatian orang. Studi-studi agama menempatkan Islam sebagai
kajian menarik yang dilakukan setiap orang. Lebih dari itu, kini Islam di Barat
menjadi perhatian orang-orang yang tengah kehilangan pegangan hidup yang pasti.
Tidak sedikit, orang Barat tertarik mempelajari Islam, bahkan memeluknya
sebagai pegangan hidup.
Intensitas pengkajian terhadap Islam
sungguh di luar dugaan. Tidak saja di pesantren-pesantren, sebagai basis
mendalami ajaran Islam, melainkan di perguruan tinggi ramai mempelajari Islam.
Meski ajaran Islam terkesan doktriner dan final, tetapi justru membuat banyak
orang tertarik melakukan pengkajian terhadapnya. Cara pandang seseorang pun
bisa berbeda, orang awam berbeda dengan kaum cendikiawan, orang kaya berbeda
dengan orang miskin, politikus berbeda dengan ekonom, dan begitu seterusnya.
Memang, dari dulu ajaran Islam tetap
sama. Namun setiap kepala orang dapat berbeda dalam mengartikulasikan Islam.
Hal ini karena Islam mengandung nilai universalitas yang cukup memberi peluang
setiap pemeluknya untuk berbeda. Meski berbeda memahami Islam, semangat untuk
menghayati dan mengamalkan Islam justru semakin dinamis. Hal ini bisa terlihat
dari semangat banyaknya organisasi Islam yang tak pernah sepi dari upaya
kreatif memahami Islam.
Upaya-upaya tersebut di atas,
sebenarnya mengajak para pemeluk Islam untuk melakukan sebuah refleksi
baru mengenai apa yang disebut Kuntowijoyo sebagai “reinterpretasi ajaran
Islam”. Tugas ini merupakan suatu keniscayaan, sebagai salah satu upaya
dalam rangka peningkatan kualitas dakwah dan pendidikan Islam, baik
dilingkungan formal, informal, maupun nonformal. Islam dapat berkembang maju
pesat karena dua kekuatan itu, yakni melalui dakwah dan pendidikan.
Islam perlu dihadirkan kembali sesuai
dengan sejatinya. Berbagai alternatif memahami Islam banyak ditampilkan
cendikiawan muslim. Apalagi Islam masuk ke nusantara banyak melewati babakan
sejarah panjang dengan berbagai motif budaya lokal yang kental. Tidak ada cara
lain kecuali menerjemahkan kembali Islam sebagai ajaran murni sesuai dengan
petunjuk kitab suci yang sangat kaya tentang masalah sosial, ilmu pengetahuan,
pendidikan dan seterusnya. Pendek kata, perlu semacam recoveri
strategi dalam memahami Islam yang betul-betul otentik demi mengembangkan
kualitas umat Islam.
Memahami ajaran Islam membutuhkan
rujukan aslinya. Dari sumber itu baru dapat dipahami secara korelatif,
integratif dan berkesinambungan. Dengan melibatkan berbagai pendekatan (interdisipliner),
secara utuh Islam dapat dipahami lebih terbuka dan kontekstual sesuai dengan
tingkat peradaban umat manusia. Islam tampil sebagai kekuatan penggerak
spiritual, moral, ilmu dan amal saleh.
Aktualisasi ajaran Islam adalah
penting. Hal ini seperti pesan Qur’an maupun hadits yang menyuruh umat Islam
agar selalu mengerahkan ‘aql atau pemikiran dan sekaligus menyesuaikan
perkembangan dan perubahan zaman.
Islam sebagai agama sekaligus
doktrin, setidaknya ada tiga hal yang pertu dipetik, yakni Islam sebagai sumber
kekuatan dan keyakinan spiritual, Islam sebagai wawasan dan pandangan hidup (world
view) dan Islam sebagai komitmen hidup dan perjuangan. Pemahaman seperti
inilah akan memberikan jawaban terhadap persolaan di tengah tantangan kehidupan
manusia dewasa ini. Islam menjadi petunjuk yang selalu up to date sepanjang
masa.
Sumber-sumber
3. (dikutip dari blog Mujtahid, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN
Maliki Malang)
Posting Komentar