Tugas Kampus Antropologi

Resensi Antropologi-Tugas Kampus


Pendahuluan

Manusia berbudaya dan komunikasi merupakan jati diri manusia sebagai makhluk berbudaya. Ilmu antropologi menyelami seluk beluk tentang manusia serta kehidupannya. Sosial dan budaya menjadi objek penting yang dikaji. Antropologi berkembang terutama di Amerika Serikat, Inggris, Eropa Tengah, Eropa Utara, Uni Soviet dan Negara-negara yang sedang berkembang.
 Penggunaan antropologi sebagai suatu ilmu praktis untuk mengumpulkan data tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda yang kemudian ditunjukkan sehingga dengan demikian timbul saling pengertian antara berbagai suku bangsa itu. Berguna sebagai pengumpulan data tentang kebudayaan-kebudayaan daerah dan masyarakat pedesaan maupun perkotaan.
Di Indonesia sendiri ilmu antropologi sangat berperan, keadaan geografis Indonesia melahirkan banyak kebudayaan dan beragam suku. Beruntunglah kita bahwa dalam hal menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia belum terikat oleh suatu tradisi sehingga kita masih bebas untuk memilih dan mengkombinasikan unsur-unsur dari berbagai aliran antropologi yang paling cocok dengan atau yang dapat diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia yang sangat beragam.
Konsep-konsep dasar pada dasarnya adalah konsep-konsep yang pokok yang akan menjadi bahan kajian dalam Sosiologi maupun dalam Antropologi. Antropologi merupakan ilmu sosial yang secara khusus mempelajari tentang prilaku sosial dalam masyarakat. Prilaku sosial ini meliputi prilaku individu maupun prilaku kolektif dari suatu kelompok berorientasi pada system tata kelakuan dan hubungan yang telah mengakar dalam masyarakat.

Bab 1       Ruang Lingkup Antropologi
·         Pengertian Antropologi
Antropologi berarti ‘ilmu tentang manusia’ dan adalah suatu istilah yang sangat tua. Dahulu istilah itu digunakan dalam arti yang lain, yaitu ‘ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia’. Lima ilmu bagian dari Antropologi :
1.      Masalah terjadinya perkembangan manusia secara biologis, Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya. Bahan penelitiannya adalah cirri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotype) maupun yang dalam (genotype).
2.      Masalah terjadinya aneka warna manusia (ras), pengertian tentang pelbagai ras di dunia. Ilmu yang mengkaji hal ini disebut somatologi.
3.      Masalah terjadinya perkembangan aneka bahasa di dunia, etnolinguistik atau antropologi linguistik meneliti masalah tersebut.
4.      Masalah perkembangan penyebaran kebudayaan. Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal huruf. Arkeologi merupakan subilmu dari prehistori. Sedangkan ilmu sejarah merangkap perkembangan manusia dari waktu ke waktu.
5.      Masalah dasar-dasar kebudayaan, diselami oleh Etnologi dan Etnopsikologi.

·         Fase-fase Perkembangan Ilmu Antropologi
1.      Fase Pertama (sebelum 1800)
Dimana ada yang berpandangan bahwa bangsa-bangsa di Afrika, Asia, Oseania dan orang-orang Indian di Amerika bukan manusia sebenarnya melainkan mereka ialah manusia liar, keturunan iblis, dan sebagainya. Timbul istilah seperti savages dan primitives untuk menyebutkan bangsa-bangsa tersebut. Ada juga yang berpandangan bahwa bangsa-bangsa tersebut merupakan masyarakat yang masih murni tanpa adanya kejahatan dan ada pula yang tertarik akan adat-istiadat yang aneh dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan.
2.      Fase Kedua (pertengahan abad ke-19)
Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3.      Fase Ketiga ( permulaan abad ke-20)
Mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4.      Fase Keempat (tahun 1930an)
5.      Mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisik, masyarakat serta kebudayaannya. Bertujuan untuk membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
·         Metode Ilmiah dari Antropologi
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tesebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai melalui 3 tingkat, yaitu : pengumpulan fakta (data), penentuan ciri-ciri umum dan sistem serta verifikasi. Aktivitas pengumpulan data terdiri dari, observasi, mencatat, mengolah dan medeskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup. penentuan ciri-ciri umum didapatkan dari kaidah-kaidah tingkah laku manusia, sedangkan verifikasi berarti menguji artinya terjadinya perumusan-perumusan umum atas fakta-fakta yang ditemukan.


 Bab 2       Makhluk Manusia
Bumi Indonesia telah member banyak sumbangan pada dunia ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah asal mula manusia. Penemuan pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak) dianggap sebagai nenek moyang manusia zaman sekarang. Sedangkan, Homo sapiens (manusia sekarang) memiliki 4 ras pokok :
1.      Ras Australoid, yang hampir kandas dan kini sisa-sisanya masih hidup di daerah pedalaman Australia.
2.      Ras Mongoloid, yang kini menjadi ras paling besar jumlahnya dan paling luas penyebarannya.
3.      Ras Kaukasoid, yang kini tersebar di benua Eropa, Afrika sebelah utara Gurun Sahara, Asia Barat Daya, Australia, Amerika Utara dan Selatan.
4.      Ras Negroid, yang kini menduduki Afrika sebelah selatan Gurun Sahara.
Aneka ragam manusia
Ciri-ciri lahir seperti warna kulit, bentuk rambut, bentuk bagian wajah dan sebagainya menyebabkan timbulnya pengertian ‘ras’ atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai ciri fisik secara umum. Berikut merupakan klasifikasi manusia yang berasal dari A.L Kroeber :
1.      Australoid, penduduk asli Australia
2.      Mongoloid
a)      Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Tengah dan Timur)
b)      Malayan Mongoloid (Asia Tenggara dan penduduk asli Taiwan)
c)      American Mongoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dan orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)

3.      Caucasoid
a)      Nordic (Eropa Utara sekitar laut Baltik)
b)      Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
c)      Meditenian (penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab dan Iran)
d)     Indic (Pakistan, India, Bangladesh dan Sri Lanka)
4.      Negroid
a)      Afican Negroid (Benua Afrika)
b)      Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu dan Filifina)
c)      Melanesian (Papua dan Melanesia)
5.      Ras-ras Khusus
a)      Bushman (Gurun Kalahari di Afrika Selatan)
b)      Veddoid (pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
c)      Polynesian (Kep. Mikronesia dan Polinesia)
d)     Ainu (Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara)


Bab 3       Kepribadian  
Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu disebut  ‘kepribadian’ atau personality. Dalam bahasa yang populer juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten. Hal ini memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. Unsur-unsur kepribadian yaitu pengetahuan, perasaan, serta dorongan naluri.
Macam-macam Kepribadian
a)      Kepribadian Individu
b)      Kepribadian Umum
c)      Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur, perbedaan antara kepribadian penghuni wilayah dunia bagian barat dan timur. Berkenaan tentang kontrasnya perbedaan sikap, pikiran (gagasan), kebiasaan, adat-istiadat, tradisi, kebudayaan dan sebagainya antara wilayah barat dan timur.
Adanya yang beranggapan bahwa pandangan hidup orang Timur adalah yang mementingkan kehidupan rohani, mistik, pikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan sosial. Sedangkan orang Barat berpandangan hidup yang mementingkan kehidupan material, pikiran logis, hubungan berdasarkan asa guna, dan individualisme.


Bab 4       Masyarakat  
Ciri khas kehidupan berkelompok, yaitu :
1.      Pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam subkesatuan atau golongan individu dalam kelompok untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.
2.      Ketergantungan individu kepada individu lain dalam kelompok sebagai akibat dari pembagian kerja tadi.
3.      Kerjasama antar individu yang disebabkan karena sifat ketergantungan tadi.
4.      Komunikasi antar individu yang diperlukan guna melaksanakan kerjasama.
5.      Diskriminasi yang diadakan antara individu warga kelompok dan individu-individu dari luarnya.
Unsur-unsur masyarakat yaitu, (1) masyarakat sendiri yang merupakan kesatuan-kesatuan hidup manusia baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari. Atau sekelompok manusia yang saling bergaul dan berinteraksi; (2) Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan pada manusia-manusia itu. Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan dengan suatu maksud praktis tertentu; (3) Golongan Sosial, biasanya ditandai oleh ciri tertentu. Dalam masyarakat ada kesatuan manusia yang dapat disebut golongan sosial yaitu lapisan atau kelas sosial; (4) Kelompok dan Perkumpulan; (5) Beragam Kelompok dan Perkumpulan, ada yang bedasarkan keperluan atau fungsinya semacam perkumpulan dagang, koperasi, perseroan dll. Ada juga yang berdasarkan tujuannya seperti perkumpulan keagamaan, kelompok seni dll; (6) Ikhtisar mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia; (7) Interaksi antar individu dalam masyarakat;
Pranata sosial adalah sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat. Macam-macam pranata :
1)      Pranata yang berfungsi memenuhi kebuuhan kehidupan kekerabatan (kinship atau domestic institution)
2)      Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam kegiatan ekonomi (economic institution)
3)      Pranata yang berfungsi dalam pendidikan manusia (educational institution)
4)      Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia (scientific institution)
5)      Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam menghayati keindahan (aesthetic and recreational institution)
6)      Pranata yang berhubungan dengan berbakti pada Tuhan atau dengan alam gaib (religious institution)
7)      Pranata yang mengatur dan mengolah keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat (political institution)
8)      Pranata yang memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia (somatic institution)
Bab 5       Kebudayaan   
·         Definisi Kebudayaan
Menurut Ilmu Antropologi kebudayaan berarti keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti ‘budi’ atau ‘akal’. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan juga berarti hasil dari cipta, karya dan rasa.
·         Tiga Wujud Kebudayaan
Tiga gejala kebudayaan yaitu : ideas, activities dan artifacts. Yang berarti bahwa kebudayaan ada tiga wujudnya, yaitu :
1.      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.
2.      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
·         Sistem Nilai Budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat-istiadat. Berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan masyarakat. Ada lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan bagi kerangka variasi sistem nilai budaya yaitu :
1)      Masalah hakikat dari hidup manusia.
2)      Masalah hakikat dari karya manusia.
3)      Masalah hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu.
4)      Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
5)      Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya.
·         Teori tentang batas antara adat dan hukum adat, yang singkatnya berbunyi :
a.         Hukum adalah suatu aktifitas di dalam rangka suatu kebudayaan yang mempunyai fungsi pengawasan sosial. Ada empat ciri dari hukum atau yang  disebut attributes of the law.
b.         Attribute of authority yang menentukan bahwa aktifitas kebudayaan yang disebut hukum  adalah keputusan melalui suatu mekanisme yang diberi wewenang dan kekuasaan dalam masyarakat sebagai pemecahan terhadap ketegangan sosial yang disebabkan karena adanya (i) serangan terhadap individu; (ii) serangan terhadap hak orang; (iii) serangan terhadap pihak yang berkuasa; (iv) serangan terhadap keamanan umum.
c.         Attribute of intention of universal application menentukan bahwa keputusan dari pihak yang berkuasa harus dimaksudkan sebagai keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang dan dianggap berlaku juga terhadap peristiwa serupa dalam masa yang akan datang.
d.        Attribute of obligation menentukan bahwa keputusan dari pemegang kuasa harus mengandung perumusan dan kewajiban yang saling memenuhi.
e.         Attribute of sanction menentukan bahwa keputusan dari pihak berkuasa harus dikuatkan dengan sanksi dalam arti seluas-luasnya.
·         Tujuh unsur kebudayaan adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian.
·         Integrasi Kebudayaan
Para ahli antropologi biasanya memakai istilah ‘holistik’ untuk menggambarkan metode tinjauan yang mendekati suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi. Berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat berfungsi untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat naluri akan kebutuhan hidup dan makhluk manusia. Unsur kesenian misalnya, memiliki fungsi guna memuaskan hasrat naluri manusia akan keindahan; unsur pengetahuan untuk memuaskan hasrat manusia untuk tahu. Suatu kompleks unsur-unsur kebudayaan yang tampak amat digemari warga masyarakat sehingga tampak seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat yang bersangkutan disebut cultural interest atau social interest. Atau yang disebut juga fokus kebudayaan. Ada juga yang disebut etos kebudayaan yaitu watak khas tertentu yang tampak dicerminkan oleh suatu kebudayaan, sering tampak pada gaya tingkah laku warga masyarakatnya, kegemaran dan berbagai benda hasil karya mereka.
·         Pandangan menyeluruh dan terintegrasi mengenai konsep kebudayaan dapat mempergunakan sebuah kerangka yang disusun oleh suatu kelompok studi yang disbut Kerangka Teori Tindakan (Frame of  References of the Theory of Action). Di dalamnya terdapat konsepsi bahwa dalam hal menganalisis suatu kebudayaan dalam keseluruhan perlu dibedakan secara tajam antara empat komponen, yaitu : (1) sistem budaya; (2) sistem sosial; (3) sistem kepribadian dan (4) sistem organisme.


 Bab 6       Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan   
Semua konsep yang diperlukan apabila ingin menganilisis proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial (social dynamics). Diantara konsep yang terpenting ada mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat bersangkutab, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada juga proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya dan bentuk kebudayaan yang sederhana hingga bentuk lama yang kompleks yaitu evolusi kebudayaan (cultural evolution). Kemudian ada proses penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi yaitu proses difusi. Proses lain adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh masyarakat yaitu proses akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses pembaruan atau inovasi yang berkaitan erat dengan penemuan baru (discovery dan invention).
1.      Proses Internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Individu belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
2.      Proses Sosialisasi berkaitan erat dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam prose situ seoang individu di hidupnya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. Para individu dalam masyarakat yang berbeda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda pula karena proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
3.      Proses Enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Sudah tentu dalam masyarakat ada pula individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasinya yang menyebabkan bahwa hasilnya kurang baik. Individu itu tidak dapat menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya, menjadi kaku dalam pergaulannya dan condong untuk senantiasa menghindari norma dan aturan masyarakatnya. Hidupnya penuh peristiwa konflik dengan orang lain. Individu-individu serupa itu disebut deviants.

A.  Proses Evolusi Sosial
1.      Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic) atau dapat juga dipandang seolah-olah dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan yang tampak besar saja (macroscopic).
2.      Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya (recurrent processes)
Proses evolusi sosial-budaya yang dianalisis secara detail akan membuka mata peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari tiap masyarakat di dunia. Konsep antara dua wujud kebudayaan yaitu : (i) kebudayaan sebagai suatu kompleks dari konsep norma-norma, pandangan dan sebagainya yang abstrak (yaitu sistem budaya); (ii) kebudayaan sebagi suatu rangkaian dari tindakan yang konkret dimana individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
3.      Proses Mengarah dalam Evolusi Kebudayaan (directional processes)
Proses evolusi sosial-budaya yang dipandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada peneliti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
B.   Proses Difusi
Migrasi-migrasi besar dari penduduk dunia antara 80.000 S.M sampai 1000 S.M menyebabkan terjadinya penyebaran kebudayaan. Menurut para ahli prehistori kira-kira 80.000 tahun yang lalu makhluk manusia untuk pertama kali mulai menduduki Benua Amerika yang sebelumnya masih kosong. Sebab dari migrasi ini bisa bermacam-macam, misalnya bencana alam, wabah, perubahan mata pencaharian hidup, peperangan dan sebagainya. Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa adanya perpindahan suatu kelompok tetapi karena adanya individu-individu tertentu yang sengaja membawa unsur-unsur kebudayaan hingga jauh sekali, seperti pedagang dan pelaut. Kebudayaan lain biasanya menyebar dalam kompleks-kompleks, dalam ilmu antropologi gabungan dari unsur-unsur kebudayaan yang menyebar antar kebudayaan seperti itu dinamakan kultur-kompleks.
C.     Akulturasi
Disebut juga culture-contact bahwa konsep mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Penelitian-penelitian yang memperhatikan masalah akulturasi dimulai sekitar tahun 1910 dan bertambah banyak sekitar tahun 1920. Penelitian sebagian besar bersifat deskriptif yaitu melukiskan satu peristiwa akulturasi yang konkret pada satu atau beberapa suku bangsa tertentu yang sedang mendapat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Eropa-Amerika. Ada lima golongan masalah mengenai akulturasi, yaitu :
1)      Mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2)      Mengenai unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan sukar diterima masyarakat.
3)      Mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah dan unsur-unsur yang tidak mudah diganti dan diubah oleh unsur kebudayan asing.
4)      Mengenai individu yang suka dan cepat menerima dan individu yang sukar atau lambat menerima unsur kebudayaan asing.
5)      Mengenai ketegangan dan krisis sosial yang timbul sebagai akibat akulturasi.
Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi sebaiknya memperhatikan beberapa masalah khusus, yaitu :
1)      Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan.
2)      Individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur kebudayaan asing.
3)      Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima.
4)        Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur kebudayaan asing
5)      Reaksi para individu yang terkena  unsur-unsur kebudayaan asing.

D.     Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada : (a) golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda; (b) saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama; sehingga (c) kebudayaan golongan-golongan tersebut masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur kebudayaan campuran. Biasanya golongan yang tersangkut dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas cenderung mengubah sifat khas dari unsur kebudayaanya dan lebih menyesuaikan dengan golongan mayoritas. Sikap toleransi dan simpati terhadap kebudayaan lain sebaliknya sering terhalang berbagai faktor, seperti : (a) kurang pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi; (b) sifat takut kepada kekuatan dan kebudayaan lain; (c) perasaan superioritas pada individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
E.     Pembaruan atau Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi menghasilkan produk-produk baru. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus menyelami unsur teknologi dan ekonomi. Suatu penemuan biasanya juga merupakan suatu proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention. Pendorong bagi individu untuk memulai dan mengembangkan penemuan baru seperti : (a) kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan; (b) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (c) sistem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.


Bab 7      Aneka Ragam Kebudayaan dan Masyarakat
A.    Suku Bangsa
Dalam bahasa Inggris disebut ethnic group dan bila diterjemahkan secara harfiah ‘kelompok etnik’. Konsep yang tercakup dalam istilah ‘suku bangsa’ adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan ‘kesatuan kebudayaan’, sedangkan kesadaran dan identitas seringkali (tapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. Dalam kenyataannya, konsep ‘suku bangsa’ lebih kompleks, karena batas dari kesatuan manusia yang merasakan diri terikat oleh keseragaman kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit, tergantung pada keadaan. Perbedaan kesatuan masyarakat suku-suku bangsa di dunia berdasarkan criteria mata pencaharian dan sistem ekonomi ada 6 macam, yaitu :
a)      Masyarakat pemburu dan peramu (hunting and gathering societies). Mereka kini tinggal di daerah-daerah terisolasi, pinggiran, atau daerah terpencil yang karena daerah tersebut tidak suka didiami bangsa lain. Misalnya orang Eskimo di Pantai Utara Kanada, suku bangsa Ona dan Yahgan di Amerika Selatan, orang Bushmen di Gurun Kalihari, dan ras Australoid di Australia.
b)      Masyarakat peternak (pastoral societies). Hingga kini masih ada di daerah padang rumput stepa atau sabana di Asia Barat Daya terdapat suku bangsa Khanzah di Iran dan Pashtun di Afghanistan, Asia Tengah hidup suku Mongolia dan Turki (seperti Buryat, Kazakh,Kirghiz, dan Uzbek), Siberia (suku bangsa Kalmuk, Goldi dan Yakut), Asia Timur Laut (suku bangsa Lamut dan Gilyak), Afrika Timur atau Afrika Selatan yang dihuni suku bangsa Bantoid.
c)      Masyarakat peladang (societies of shifting cultivators) terbatas pengembaraannya di daerah hutan rimba tropis di perairan Sungai Kongo Afrika Tengah, Asia Tenggara termasuk Indonesia (di luar Jawa dan Bali), dan di perairan Sungai Amazon di Amerika Selatan.
d)     Masyarakat nelayan (fishing communities) ada di seluruh dunia : di sepanjang pantai, baik di Negara yang berada di pinggir benua maupun di pulau-pulau.
e)      Masyarakat petani pedesaan (peasant communities). Hampir semua masyarakat pedesaan di Indonesia dan khususnya di Jawa merupakan peasant societies yang berdasarkan becocok tanam dengan irigasi secara tradisional dan penduduk yang orientasi kebudayaannya merupakan golongan pegawai (priyayi) di kota administratif.
f)       Masyarakat perkotaan kompleks (complex urban societies). Dalam usaha membangun ekonominya secara cepat kemakmuran diperoleh secara mendadak terutama di kota-kota besar, menarik jutaan penduduk daerah untuk menetap di kota menimbulkan interaksi antarsuku bangsa di kota-kota besar suatu Negara.
B.     Daerah Kebudayaan
Suatu ‘daerah kebudayaan’ (culture area) merupakan suatu penggabungan atau penggolongan dari suku-suku bangsa yang beragam kebudayaannya, tapi mempunyai beberapa unsur dan ciri mencolok yang serupa. Demikian suatu sistem penggolongan daerah kebudayaan sebenarnya merupakan suatu sistem klasifikasi yang mengkelaskan berbagai suku bangsa yang tersebar di suatu daerah atau benua besar.
a.      Daerah Kebudayaan di Amerika Utara
1.      Daerah kebudayaan Eskimo. Contoh suku bangsa dari daerah ini adalah : Eskimo Nunivaktimut di Alaska, Eskimo Iglulik di pantai-pantai bagian utara dan Teluk Hudson, dan Eskimo Angmasalik di pantai tenggara Pulau Greenland.
2.      Daerah Kebudayaan Yukon-Mackenzie, meliputi kebudayaan suku bangsa pemburu binatang hutan Koniferus di Kanada, barat laut dan penangkapan ikan di Sungai Yukon dan Mackenzie. Contoh suku bangsanya seperti : Tanana di hulu Sungai Yukon, Kaska di hulu Sungai Mackenzie, dan Chipwayan di daerah danau di Kanada Utara.
3.      Daerah kebudayaan pantai barat-laut, meliputi kebudayaan suku bangsa bermasyarakat rumpun yang tnggal di desa-desa tep pantai barat-laut Kanada. Ciri-ciri yang mencolok dalam kebudayaanya adalah upacara totemisme dengan suatu seni patung kayu yang berkembang luas, seni tenun, dan adat istiadat sekitar potlatch, yaitu pesta besar dengan saling bersaing secara berlebihan dalam memamerkan kekayaan. Contoh suku bangsanya : Tlingit, Haida dan Kwakiutl.
4.      Daerah kebudayaan dataran tinggi, meliputi kebudayaan masyarakat yang hidup di rumah-rumah setengah di bawah tanah dalam musim dingin dan hidup di rumah jerami pada musim panas. Mata pencahariannya adalah perikanan dan meramu tumbuhan juga buah-buahan. Contoh suku bangsanya : Kutenai, Kiamat dan Yurok.
5.      Daerah kebudayaan Plains, tesebar di daerah stepa yang luas yaitu di prairie atau plains antara sungai besar Mississippi dan deret Pegunungan Rocky dengan hidup berburu banteng, bison dan kuda. Suku bangsanya : Crow, Omaha, dan Comanche.
6.      Daerah kebudayaan hutan timur dimana tanaman jagung menjadi makanan pokok mendiami rumah-rumah setengah bola di musim dingin dengan nama wigwam. Suku bangsanya : Winnebago, Huron dan Iroquois.
7.      Daerah kebudayaan Dataran California (California Great Basin). Hidup dari berburu dan mengumpulkan biji-bijian. Suku bangsanya : Miwok, Washo dan Ute
8.      Daerah kebudayaan barat daya. Hidup dari pertanian intensif di lembah-lembah sungai. Tinggal di rumah persegi bertingkat terbuat dari tanah liat (pueblo). Suku bangsanya : Apache, Navaho, Zuni Pueblo, Hopi Pueblo, dan Santa Clara Pueblo.
9.      Daerah kebudayaan tenggara. Menanam jagung, labu-labuan dan tembakau sebagai tanaman pokok. Dalam kehidupan agama mereka telah mengembangkan suatu sistem upacara yang luas dan berpusat pada pemujaan matahari. Cherokee, Seminole, dan Choctow adalah suku bangsanya.
10.  Daerah kebudayaan Meksiko, berorientasi pada suatu peradaban kota yang banyak terpengaruh oleh kebudayaan Spanyol dan agama katolik. Hidup dari bercocok tanam di lading dengan jagung, kentang, labu-labun, tembakau, dan kapas sebagai tanaman pokok.
b.      Daerah Kebudayaan di Amerika Latin, membedakan lima tipe kebudayaan :
1.      Cultures with Theorathic and Militaristic Chiefdoms
2.      Andean Cultures
3.      Southern Andean Cultures
4.      Tropical Forest Cultures
5.      Cultures of Nomadic Hunters and Gatheres
Meliputi daerah kebudayaan :
1.      Daerah  kebudayaan Cacique, tersebar di Karibia, Venezuela, dan Columbia bagian utara, di Equador dan Bolivia bagian timur. Adanya bangunan berasitektur kompleks menunjukkan pengaruh baik dari peradaban Andes, maupun dari daerah ini misalnya Guetar di Panama, Chibchan di Columbia dan Equador dan Cuna di Columbia.
2.      Daerah kebudayaan Andes, meliputi daerah dari kebudayaan zaman Pre-Inca, zaman kejayaan Negara Inca di pegunungan Andes dan suku bangsa rakyat Indian. Suku bangsanya : Campa dan Inca.
3.      Daerah kebudayaan Andes Selatan, hidup di bagian utara Chili dan Argentina. Suku bangsanya Atacama, Diaguita, dan Araucania.
4.      Daerah kebudayaan rimba tropis, suku bangsa di perairan Amazon serta di bagian besar Brazil. Jivaro, Tupinamba dan Munducuru adalah suku bangsanya.
5.      Daerah Marginal Culture Area, meliputi kebudayaan dimana suku bangsanya tidak mengenal bercocok tanam. Ada suku bangsa seperti Chono, Ona dan Yahgan di Chili Selatan, yang hidup dari menangkap kerang; ada suku bangsa yang setengah abad lalu hidup dari berburu binatang guanaco (semacam unta) di padang rumput stepa  Argentina. Suku bangsa lainnya Guaycuru, Guana dan Mbaya di dataran Gran Chaco. Ada juga suku bangsa Siriono di Bolivia Timur dan Nambicuara di Brasil. Suku bangsa Pemburu Akuatik seperti Yaruto di Columbia Timur atau Mura di Amazon tengah.
c.       Daerah Kebudayaan di Afrika
1.      Daerah kebudayaan di Afrika Utara. Suku-suku bangsanya sebagian besar berupa rakyat pedesaan yang hidup dari bercocok tanam menetap intensif dengan irigasi dan bajak, ditambah dengan beternak kambing, sapi dan keledai. Kebudayaan petani pedesaan dari ras Kaukasoid yang disebut Berber dan pada umumnya beragama Islam yang peradabanya bercampur dari unsur kebudayaan Funia, Mesir, Yunani, Rum, Vandals, dan Germania.
2.      Daerah kebudayaan Hilir Nil. Daerah yang berorientasi terhadap suatu kebudayaan tinggi yang telah hidup sejak puluhan abad yang bermula dari zaman raja-raja Farao dan kemudian masuk pengaruh kebudayaan Yunani, Byzanthium, Islam, dan Turki.
3.      Daerah kebudayaan Sahara. Di bagian timur hidup secara dominan ras Negroid, bagian tengah adalah orang Berber dan bagian barat ada suku Arab.
4.      Daerah kebudayaan Sudan Barat. Berpusat di kota-kota kaya seperti Ghana Kuno, Mali kuno, Songhai, Bambara dll.
5.      Daerah kebudayaan Sudan Timur. Tanaman pokoknya gandum Sudan. Adanya sistem kenegaraan yang prinsip-prinsip organisasinya banyak menyerupai organisasi Negara Mesir zaman raja Farao.
6.      Daerah kebudayaan Hulu Tengah Nil. Daerah yang oleh Murdock disebut daerah Nile Corridor, bukan suatu daerah kebudayaan melainkan suatu daerah geografi yang menjadi semacam jalur lalu lintas dari berbagai pengaruh kebudayaan ke pedalaman Afrika. Di daerah Kordofan ada suku bangsa Nuba yang bertani dengan irigasi.
7.      Daerah kebudayaan Afrika Tengah. Suku bangsanya: Mangbetu dan Azande.
8.      Daerah kebudayaan Hulu Selatan Nil. Hidup beternak menetap di daerah sabana Sudan Selatan. Mempunyai ciri ras Megroid yang lazim.
9.      Daerah kebudayaan Tanduk Afrika, meliputi suku bangsa yang hidup dari peternakan dan bercocok tanam di lembah sunga dataran tinggi Ethiopia. Memiliki ciri ras Kaukasoid tapi berbahasa Semit, berorientasi pada peradaban lebih tinggi berpusat di kota dan bedasarkan agama Nasrani Yunani.
10.  Daerah kebudayaan Pantai Guinea, meliputi ras Negroid. Ciri mencolok dari kebudayaan petani di desa antara lain : sistem tingkat umur dengan upacara inisiasi berat dan fungsi sosial yang khas, perkumpulan desa yang mengelompok padat dengan rumahbentuk persegi dengan atap gaya “Bantu”.
11.  Daerah kebudayaan “Bantu” Khatulistiwa, hidup dari peladangan berpindah-pindah di hutan rimba tropis, tanpa irigasi dan bajak. Tanaman pokonya adalah keladi, ubi jalar dan pisang juga gandum Sudan sebagai tanaman tambahan.
12.  Daerah kebudayaan “Bantu” Danau-danau, menetap dengan irigasi di lereng pegunungan yang dikelilingi danau seperti Danau Victoria, Kioga, Albert, Edward, Kivu, dan Tanganyika. Kebudayaan petani pedesaan berorientasi pada peradaban tinggi di kota pusat kerajaan orang Negro seperti Nega Baganda, Ruanda, dan Urundi.
13.  Daerah kebudayaan “Bantu” Timur, gandum Sudan sebagai tanaman pokok, mata pencaharian didapat dari susu sapi yang diolah menjadi mentega dan keju. Daerah kebudayaan “Bantu” Timur didatangi oleh suku bangsa Nilote.
14.  Daerah kebudayaan “Bantu” Tengah, tanaman pokoknya jagung, kacang-kacangan dan singkong. Kebudayaan rakyat petani pedesaan terorientasi pada Negara Bakongo, Chokwe, Kimbundu, Bemba dll.
15.  Daerah kebudayaan “Bantu” Barat Daya, tidak berbeda halnya dengan ciri daerah kebudayan “Bantu” Timur namun, terdapat suku bangsa Herero di bagian paling selatan.
16.  Daerah kebudayaan “Bantu” Tenggara, menetap di sebelah danau Nyasa di Negara Malawi masa kini. Pola perkampungan desa adalah lingkaran konsentris dengan sebuah lapangan di tengah untuk mengandangkan ternak.
17.  Daerah kebudayaan Choisan, meliputi kebudayaan suku bangsa yang hidup mengembara dari berburu dan meramu (Bushmen) tapi ada pula yang beternak (Hottentot). Ciri ras suku bangsa sangat berbeda dengan ras apapun di dunia.
18.  Daerah kebudayaan Madagaskar, suku bangsa bermasyarakat rumpun di daerah pantai Timur hidup dari peladangan berpindah, di lereng Timur hidup dari bercocok tanam, dan di tanah rendah sebelah barat hidup dari peternakan. Ciri fisik penduduk Madagaskar pada dasarnya adalah ras Malayan-Mongoloid (seperti penduduk Asianesia), ras Negroid dan ada unsure ras Kaukasoid. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Malagasi, termasuk keluarga bahasa Austronesia sedangakn secara leksikografi terdiri dari kata Bantu dan Arab. Di sebelah barat laut bahasa Swanili berkuasa dan bagian tenggara bahasa Arab yang digunakan.
d.      Daerah Kebudayaan di Asia 
1.      Daerah kebudayaan Asia Tenggara
2.      Daerah kebudayaan Asia Selatan
3.      Daerah kebudayaan Asia Barat Daya
4.      Daerah kebudayaan Cina
5.      Daerah kebudayaan Stepa Asia Tengah
6.      Daerah kebudayaan Siberia
7.      Daerah kebudayaan Asia Timur Laut
e.       Suku bangsa di Indonesia
Klasifikasi dari beragam suku bangsa di wilayah Indonesia biasanya masih berdasarkan sistem lingkaran hokum adat yang mula-mula disusun oleh Van Vollenhoven yaitu :
1.      Aceh                                                                13. Toraja
2.      Gayo-Alas dan Batak                                      14. Sulawesi Selatan
3.       Nias dan Batu                                                 15. Ternate
4.      Minangkabau                                                   16. Ambon Maluku
5.      Mentawai                                                         17. Kep. Barat Daya
6.      Sumatera Selatan                                             18. Irian
7.      Enggano                                                           19. Timor
8.      Melayu                                                             20. Bali dan Lombok
9.      Bangka dan Belitung                                        21. Jawa Tengah dan Timur
10.  Kalimantan                                                       22. Surakarta dan Yogyakarta
11.  Sangit-Talaud                                                   23. Jawa Barat
12.  Gorontalo




C.     Ras, Bahasa dan Kebudayaan
Sejumlah manusia yang memiliki ciri ras tertentu yang sama belum tentu mempunyai bahasa induk yang termasuk satu rumpun bahasa, apalagi mempunyai satu kebudayaan yang tergolong satu daerah kebudayaan. Di antaranya ada beberapa orang Thai, beberapa orang Khmer dan beberapa orang Sunda. Ketiga golongan itu mempunyai ciri-ciri ras yang sama, seringkali disebut ciri-ciri ras Paleo-Mongoloid. Namun bahasa induk masing-masing termasuk keluarga bahasa yang sangat berlainan. Bahasa Thai termasuk keluarga bahasa Sino-Tibetan, bahasa Khmer termasuk keluarga bahasa Austro-Asia dan bahasa Sunda termasuk keluarga bahasa Austronesia. Kebudayaan yang dimiliki juga berbeda, kebudayaan Thai dan Khmer terpengaruh agama Buddha Theravada sedangkan Sunda terpengaruh agama Islam. Pun warga Negara Amerika Serikat hidup dalam satu kebudayaan tapi mereka berasal dari berbagai macam ras yaitu ras Kaukasoid, Negroid (American Blacks), Mongoloid Amerika (Americans Indians), dan Mongoloid (Chinese Americans, Japanese Americans, atau Korean Americans).
Dalam zaman sekarang ini, komunikasi antara manusia dan mobilitas manusia di seluruh penjuru muka bumi makin meluas maka pembauran antara manusia dari beragam ras, bahasa dan kebudayaan juga menjadi intensif.


Bab 8       Etnografi
A.    Kesatuan Sosial dalam Etnografi
Karangan Etnografi merupakan jenis karangan penting yang mengandung bahan pokok dari pengolahan dan analisis antropologi. Isi dari sebuah karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa. Namun karena di dunia ini ada suku-suku bangsa kecil yang hanya terdiri dari beberapa ratus penduduk, tetapi ada pula yang terdiri dari puluhan juta penduduk. Oleh karena itu, seorang ahli antropologi yang mengarang sebuah etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup seluruh suku bangsa yang besar tersebut dalam deskripsinya.
Seorang ahli antropologi Amerika, R. Naroll pernah menyusun suatu daftar prinsip-prinsip yang biasanya dipergunakan oleh para ahli antropologi untuk menentukan batas-batas dari masyarakat, bagian suku bangsa yang menjadi pokok dan lokasi yang nyata dari deskripsi etnografi mereka. Dengan beberapa modifikasi oleh  J.A Clifton dalam bukunya, Introduction to Cultural Anthropology (1968: hlm.15), maka daftar itu menjadi :
1.      Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih
2.      Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau logat bahasa
3.      Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politis administrative
4.      Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri
5.      Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi yang merupakan kesatuan daerah fisik
6.      Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi
7.      Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama
8.      Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan lain tingginya merata
9.      Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam

B.     Kerangka Etnografi
Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa di suatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi atau di suatu wilayah administrative tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku etnografi, biasanya dibagi ke dalam bab-bab tentang unsur-unsur kebudayaan menurut suatu tata urut yang sudah baku. Susunan tata urut itu disebut ‘kerangka etnografi’.
Mengenai tata dari unsur itu, para ahli memakai suatu sistem menurut selera dan perhatian mereka masing-masing. Sistem yang paling lazim dipakai adalah sistem dari unsur yang paling konkret ke yang paling abstrak. Sebuah karangan tentang kebudayaan dapat disusun menurut kerangka etnografi berikut :
1.      Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi
Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu dijelaskan ciri-ciri geografisnya, yaitu iklimnya (tropis, mediteran, iklim sedang atau iklim kutub), sifat daerahnya (pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, jenis kepulauan, daerah rawa, hutan tropis, sabana, stepa, gurun dan sebagainya), suhu dan curah hujannya. Ada baiknya juga bila dapat melukiskan ciri-ciri geologi dan geomorfologi. Ciri-ciri flora dan fauna juga dapat dimasukkan dalam keterangan. Ditambahkan juga masalah tentang kehidupan masyarakatnya. Suatu etnografi juga harus dilengkapi dengan data demografi, yaitu data mengenai jumlah penduduk yang terperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria, dan sedapat mungkin juga menurut tingkat umur dengan interval lima tahun, data mengenai laju kelahiran dan kematian, serta data mengenai orang yang pindah keluar-masuk desa.    
2.      Asal mula dan Sejarah Suku bangsa
Keterangan mengenai asal mula suku bangsa yang bersangkutan biasanya harus dicari dengan mempergunakan tulisan para ahli prehistori yang pernah melakukan penggalian dan analisis benda kebudayaan prehistori yang mereka temukan.
Dalam mitologi suatu suku bangsa biasanya terdapat dongeng-dongeng suci mengenai penciptaan alam, manusia dan dewa-dewa dalam religi asli yang bersangkutan. Dongeng tersebut biasanya jauh dari fakta sejarah namun, seorang ahli antropologi harus bisa menginterpretasikan dongeng tersebut dan mencari artinya serta indikasi tertentu yang dapat menunjuk kearah fakta sejarah yang benar.
Keterangan asal mula suatu suku bangsa juga dapat ditemukan melalui naskah kuno.
3.      Bahasa
Dalam sebuah karangan etnografi dideskripsikan tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasi-variasi dari bahasa itu. Deskripsi mendalam oleh seorang ahli bahasa khusus mengenai susunan sistem fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik sesuatu bahasa akan menghasilkan suatu buku khusus, yaitu buku tata bahasa tentang bahasa bersangkutan sedangkan, deskripsi mendalam mengenai kosakata suatu bahasa akan menghasilkan suatu daftar leksikografi atau lebih mendalam lagi suatu kamus kecil atau besar.
Pengarang Etnografi harus berusaha mengumpulkan data tentang ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa itu, luas batas penyebarannya, variasi geografi dan variasi menurut lapisan sosialnya.
4.      Sistem Teknologi
Bab tentang teknologi atau cara-cara memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan hidup dari suku bangsa dalam karangan etnografi, cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak dipengaruhi kebudayaan Barat.
Dalam buku-buku etnografi yang ditulis oleh para ahli antropologi dari zaman akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 dapat dilihat adanya suatu perhatian besar terhadap sistem teknologi dan sistem peralatan dari suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi.
Teknologi tradisional mengenai paling sedikit delapan macam sistem peralatan dan unsure kebudayaan fisik yang dipakai oleh manusia yang hidup dari pertanian, yaitu :
1.      Alat-alat Produksi
Adalah alat-alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan mulai dari alat sederhana seperti batu tumbuk untuk menumbuk terigu, sampai yang agak kompleks seperti alat untuk menenun kain.
2.      Alat membuat api
Ada yang menggunakan gesekan batu dan gesekan kayu yang diraut.
3.      Senjata
Dikelaskan pertama menurut bahan mentahnya kemudian menurut teknik pembuatannya. Menurut fungsinya ada senjata potong, senjata tusuk, senjata lempar, dan senjata penolak; sedangkan menurut lapangan pemakaiannya ada senjata untuk berburu serta menangkap ikan, dan senjata untuk berkelahi dan berperang.
4.      Wadah
Wadah atau alat dan tempat untuk menimbun, memuat dan menyimpan barang (container). Berbagai macam wadah juga dapat dikelaskan menurut bahan mentahnya, yaitu kayu, bambu, kulit kayu, tempurung, serat-seratan atau tanah liat.
5.      Makanan
Makanan dapat dipandang dari sudut bahan mentahnya, yaitu sayur-mayur dan daun-daunan, buah-buahan, akar-akaran, biji-bijian, daging, susu, dan hasil susu seperti mentega dan keju. Dipandang dari sudut tujuan konsumsinya, makanan dapat digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu (a) makanan dalam arti khusus (food), (b) minuman (beverages), (c) bumbu-bumbuan (spices), (d) bahan yang dipakai untuk kenikmatan saja separti tembakau, madat dan sebagainya (stimulant).
6.      Pakaian
Dipandang dari sudut bahan mentahnya pakaian dapat dikelaskan ke dalam pakaian dari bahan tenun,  kulit pohon, kulit binatang dan lain-lain. Ditinjau dari sudut fungsi dan pemakaiannya pakaian dapat dibagi sedikitnya empat golongan, yaitu  (a) pakaian semata-mata sebagai alat untuk menahan pengaruh dari sekiataran alam, (b) pakaian sebagai lambang keunggulan dan gengsi, (c) pakaian sebagai lambang yang dianggap suci, (d) pakaian sebagai perhiasan badan. Biasanya pakaian mengandung suatu kombinasi dari dua fungsi tersebut atau lebih.
7.      Tempat berlindung dan perumahan
Beragam jenis tempat berlindung atau rumah digolongkan menurut bahan mentahnya, rumah yang dibuat dari serat, jerami, kayu dan bambu, didapati di seluruh dunia. Rumah dari kulit pohon digunakan suku bangsa Indian di Amerika Utara, ada rumah dari tanah liat, tenda dari kulit binatang, rumah yang terbuat dari salju keras terdapat hanya pada orang Eskimo di kutub utara.
Dipandang dari sudut pemakaiannya, dibagi tiga golongan, yaitu (a) tadah angin, (b) tenda atau gubuk yang segera dapat dilepas, (c) rumah untuk menetap. Dipandang dari sudut fungsi sosialnya dibagi menjadi enam, yaitu (a) rumah tempat tinggal keluarga kecil, (b) rumah tempat tinggal keluarga besar, (c) rumah suci, (d) rumah pemujaan, (e) rumah tempat berkumpul umum, (f) rumah pertahanan.
8.      Alat-alat transportasi
Manusia selalu bersifat ingin bergerak, tidak hanya dalam zaman sekarang tapi juga dalam zaman prehistori. Berdasarkan fungsinya, alat transportasi yang terpenting adalah (a) sepatu, (b) binatang, (c) alat seret, (d) kereta beroda, (e) rakit dan (f) perahu.
Semua bentuk sepatu di dunia berdasarkan atas dua prinsip, yaitu prinsip moccasin dan prinsip sandal. Pada moccasin kaki seolah-olah dibungkus dan pada sandal kaki hanya diberi telapak. Prinsip moccasin terdapat di antara suku bangsa di Siberia Utara dan Amerika Utara. Sedangkan sandal terdapat di antara suku bangsa di Eropa, Asia, Amerika Tengah, dan Selatan. Banyak suku bangsa di Afrika Timur, Afrika Selatan dan Asia Tenggara tidak mengenal sepatu sama sekali. Jenis sepatu yang sangat penting di daerah utara adalah sepatu salju (snowshoe).
Binatang digunakan sebagai transportasi seperti unta, kuda, sapi, banteng, kerbau, keledai, gajah. Selain itu rusa reindeer dan anjing digunakan di daerah dingin. Travois adalah suatu alat yang dipakai suku Indian di daerah stepa di Amerika Utara. Setelah itu berkembang penggunaan kereta beroda. Manusia mengenal dua tipe alat untuk bergerak di air, yaitu rakit dan perahu. Rakit dibuat dari batang kayu, bambu, serat-serat, rumput-rumputan. Perahu juga dapat dibuat dari berbagai macam bahan, bentuk perahu yang paling sederhana adalah perahu lesung atau dug-out canoe dibuat dari balok kayu yang dibelah, kemudian dikeruk bagian dalamnya. Suku bangsa di Lautan Teduh menggunakan perahu yang diberi cadik. Cadik-cadik tersebut memang member keseimbangan pada perahu. Kecuali kayu banyak pula yang menggunakan kulit pohon untuk membuat perahu seperti Indian di Kanada dan Amerika Utara atau kulit anjing laut yang digunakan Eskimo untuk perahunya yang disebut Umiyak.
C.     Sistem Mata Pencarian
Berbagai sistemnya yaitu : (a) berburu dan meramu, (b) beternak, (c) bercocok tanam di lading, (d) menangkap ikan dan (e) bercocok tanam menetap dengan irigasi.
D.    Organisasi Sosial
1.      Unsur-unsur Khusus dalam Organisasi Sosial
Kesatuan sosial yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan kekerabatannya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kaum kerabat lain. Kemudian ada kesatuan-kesatuan di luar kaum kerabat tetapi masih dalam lingkungan komunitas.
2.      Sistem Kekerabatan
Tidak hanya dalam masyarakat pedesaan saja tetapi dalam masyarakat perkotaan di Negara yang sedang berkembang dimana industri masih terbatas dan masih mengandung sifat-sifat suatu kota praindustri yang kuno, pelapisan masyarakat tradisional itu masih hidup atau sedang dikacaukan karena pergeseran akibat pengaruh unsur-unsur baru melalui pendidikan dan ekonomi masa kini.
E.     Sistem Pengetahuan
Uraian mengenai pokok-pokok khusus yang merupakan isi dari sistem pengetahuan dalam suatu kebudayaan akan merupakan suatu uraian tentang cabang-cabang pengetahuan. Cabang itu sebaiknya dibagi berdasarkan pokok perhatiannya. Dengan demikian tiap suku bangsa di dunia biasanya mempunyai pengetahuan tentang :
a)      Alam sekitarnya
b)      Alam flora di daerah tempat tinggalnya
c)      Alam fauna di daerah tempat tinggalnya
d)     Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e)      Tubuh manusia
f)       Sifat dan tingkah laku sesame manusia
g)      Ruang dan waktu
F.      Sistem Religi
Ada dua pokok khusus antropologi mengenai religi :  sistem religi dan sistem ilmu gaib. Semua aktivitas manusia yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas suatu getran jiwa yang biasanya disebut emosi keagaaman (religious emotion). Emosi keagamaan merupakan unsure penting dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur yang lain : sistem keyakinan,  sistem upacara keagamaan dan suatu umat yang menganut religi itu.
Sistem upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek yang menjadi perhatian khusus dari para ahli antropologi adalah : (a) tempat upacara keagamaan itu dilakukan, (b) saat-saat upacara keagamaan dijalankan, (c) benda-benda dan alat upacara, (d) orang yang melakukan dan memimpin upacara. Unsur-unsur upacara itu sendiri : (a) bersaji, (b) berkorban, (c) berdoa, (d) makan bersama makanan yang telah disucikan dengan doa, (e) menari tarian suci, (f) menyanyi nyanyian suci, (g) berprosesi atau berpawai, (h) memainkan seni drama suci, (i) berpuasa, (j) intoksikasi atau mengaburkan pikiran dengan makan obat bius sampai kerasukan, (k) bertapa, (l) bersemedi.
G.    Kesenian
Karangan etnografi seringkali memuat suatu deskripsi mengenai benda-benda hasil seni, seni rupa terutama seni patung, seni ukir, atau seni hias pada benda hasil seni tersebut. Selain itu ada seni berupa musik, tarian dan drama.
Dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu dinikmati maka ada dua lapangan besar yaitu : seni rupa dan seni suara. Dalam bukunya E.D Chapple suatu pembagian dari kesenian digunakan istilah “seni dalam waktu” dan “seni dalam ruang”. Hakikatnya lebih baik karena meliputi asa dari kesenian itu.


Kesimpulan
Pengertian Antropologi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu Antropologi sebagai ilmu pengetahuan artinya bahwa Antropologi merupakan kumpulan pengetahuan-pengetahuan tentang kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis atas dasar pemikiran yang logis. Dan pengertian Antropologi yang kedua adalah cara-cara berpikir untuk mengungkapkan realitassosial dan budaya yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Konsep-konsep dasar Antropologi. Konsep-konsep dasar pada dasarnya adalah konsep-konsep yang pokok yang akan menjadi bahan kajian dalam Sosiologi maupun dalam Antropologi.
A.     Konsep-konsep dasar
Dalam masyarakat kita mengenal istilah baku yang berkaitan dengan struktur kehidupan dan pergaulan antar individu
Dalam masyarakat antara lain :
a.       Individu
Individu merupakan unsur masayarakat yang terkecil yang hidup didalam kelompok-kelompok seperti keliarga, kerabat, komunitas.
b.       Keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang terbentuk melalui proses perkawinan dan adopsi.
c.        Kerabat
Kerabat adalah persekutuan orang-orang yang mempunyai persamaan darah dan keturunan.
d.       Masyarakat
Masyarakat merupakan persekutuan hidup orang-orang yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu.
Setiap masyarakat pasti memiliki empat unsur pokok antara lain :
1.       Adanya  wilayah tempat tinggal dengan bats-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama
2.        Adanya unsur sosial yang berupa orang-orang dan cenderung bersifat heterogen dalam berbagai hal.
3.      Adanya  sistem sosial yang berupa hubungan timbal balik yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat tanpa henti-hentinya dan meliputi berbagai aspek kehidupan.
4.      Adanya pola  prilaku yang dinyatakan dalam bentuk norma tertentu yang berfungsi sebagai pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untukmemenuhi kebutuhannya.
e.       Budaya
Dalam pergaulan antar manusia akan menghasilkan budaya yaitu hasil budi dandaya manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang selanjutnya akan menjadi pola atau pedoman prilaku dalam penyelenggaraan kehidupan dalam masyarakat.
Kebudayaan dapat berbentuk : Ide-ide atau
 pola gagasan manusia yaitu suatu pola pikir yang ada didalam pikiran manusia,  benda-benda hasil karya manusia yang konkret, sistem aktifitas seperti berbagi jenis tarian, senam, kegiatan-kegiatan sosial, kegiatan ritual dan lain-lain.
f.        Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan dan pengaruh timbal balik ntara manusia dalam masyarakat baik hubungan-hubungan individual, hubungan kelompok, maupun hubungn individual dengan kelompok. Hubungan-hubungan ini meliputi :
(a)  Hubungan ideologis, yaitu
hubungan yang menyangkut keagamaan
 (b) Hubungan politik, yaitu
hubungan-hubungan antar individu dalam masyarakat yang menyangkut masalah kekuasaan
 (c) Hubungn ekonomi, yaitu hubungan-hubungan antar individu maupun antar kelompok individu dalam bentuk pemenuhan kebutuhan hidup
(d)  Hubungan
 sosial dan budaya, yaitu hubungan-hubungan antar individu atau antar kelompok individu yang berkisar pada masalah kebersamaan dalam masyarakat serta pada kegiatan-kegiatan budaya
 (e) Hubungan-hubungan dalam bidang keamanan, yaitu
hubungan-hubungan untuk mempertahankan keselamatan kelompok dari serangan kelompok lain.
g.       Sosialisasi
Proses sosialisasi pada dasranya merupakan proses belajar berinteraksi bagi seorang individu di tengah-tengah masyarakat sehingga individu tersebut dapat berprilaku ayng sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku didalm masyarakat.
h.       Nilai dan norma
Nilai dan norma dalam masyarakat berfungsi sebagai pedoman prilaku yang telah disepakati oleh warga masyarakat termasuk apda pendahulu yang membuatnya. Sedangkan norma pada dasarnya merupakan perwujudan konkrit dari nilai-nilai sosial. Agar norma dapat dipatuhi oleh semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi.

B.     Manfaat mempelajari Antropologi :
1. Dapat mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara Universal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa)
.
2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang
.
3. Dengan mempelajari Sosiologi dan Antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia yang mempunyai kekhususan-kekhususan
yang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
4. Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya
.
C.     Antropologi Masa Kini
Di Amerika Serikat ilmu antropologi telah memakai dan mengintegrasikan seluruh warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi dalam fasenya yang pertama, kedua, ketiga, ditambah dengan berbagai spesialisasi.
Di Inggris serta negara-negara yang ada di bawah pengaruhnya, seperti Australia, Ilmu antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga masih dilakukan,tetapi dengan hilangnya daerah-daerah jajahan Inggris.
Di Eropa Tengah seperti Jerman, Austria dan swiss, hingga hanya kira-kira 15 tahun yang lalu ilmu antropologi di sana masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa untuk mencapai pengertian tentang sejarah.
Di Eropa Utara, di negara-negara Skandinavia, ilmu antropologi untuk sebagian bersifat akademikal seperti di Jerman dan Austria.
Di Uni Soviet perkembangan ilmu antropologi tidak banyak dikenal di pusat-pusat ilmiah lain di dunia, karena Uni Soviet hingga kira-kira sekitar tahun 1960 memang seolah-olah mengisolasikan diri dari dunia lainnya.

Related Post



Posting Komentar